Pengarang :
A. Fuadi
Penerbit :
PT. Gramedia Pustaka Utama
Bagian / sub judul : 46 bagian
Halaman :
416 halaman
Tokoh utama :
Alif, Atang, Baso, Raja, Dulmajid
Latar tempat :
Padang, Pondok Madani, Amerika Serikat, London
Keterangan :
Sinopsis 24 bagian, 212 halaman.
Alif seorang wartawan dari
Indonesia yang bekerja di Amerika Serikat mendapat pesan dari seseorang yang
bernama Batutah. Batutah adalah sahabat lamanya yang bekerja sebagai sutradara
di Kairo. Alif dan Batutah merenecanakan reuni para Sahibul Menara yang terdiri
dari Alif, Atang, Baso, Raja, Said dan Dulmajid di London. Setelah berkirim
pesan dengan Batutah, Alif teringat akan masa lalunya.
Saat lulus dari Madrasah Negeri,
Alif mendapat nilai ujian sepuluh besar di Kabupaten Agam. Ia bercita-cita
melanjutkan sekolahnya di SMA Bukittinggi. Tetapi Amak Alif menyuruh Alif masuk
ke Madrasah Aliyah supaya Ia bisa menjadi pemimpin agama di kampungnya. Alif
menolaknya. Ia mengurung diri di kamar selama 3 hari. Selama 3 hari itu, Ia
mendapat surat dari Pak Etek Gindo yang menyarankan agar Alif masuk di Pondok
Madani, Jawa Timur. Ia pun memutuskan kalau Ia akan melanjutkan sekolah di
Jawa. Ayah dan Amak Alif pun menyetujui walaupun harus melepas Alif dengan
berat hati.
Pendaftaran Pondok Madani akan
ditutup 4 hari lagi, padahal untuk sampai di Pondok Madani Alif dan Ayahnya
harus menempuh perjalanan selama 3 hari. Keesokan harinya, stelah berpamitan
dengan Ibu dan kedua adiknya, Alif dan Ayahnya langsung mengawali perjalanan.
Saat tiba di terminal, tidak jauh dari mereka ada sebuah tendabiru yang
ternyata itu tempat pendaftaran Pondok Madani.
Setelah itu, Alif dan para calon
siswa baru di Pondok Madani diajak bekeliling melihat-lihat pondok itu. Alif merasa
yakin bahwa Ia akan tinggal di Pondok Madani. Tetapi untuk menjadi siswa di
Pondok Madani Ia harus mengikuti ujian terlebih dahulu. Karena belum ada
persiapan, Alifpun merasa khawatir kalau ia tidak lulus. Ia hanya mengandalkan
belajar dua hari dan pelajaran saat di SD dan MTSN. Selang satu hari, papan
pengumuman pun dikeluarkan. Ternyata Alif lulus. Sehari setelah pengumuman, Ayahnya pulang ke Padang.
Hari pertama masuk kelas, Alif
termotivasi dengan istilah “Man Jadda Wajada” yang artinya “ Siapa yang
bersungguh-sungguh pasti akan berhasil ”. Sehabis Isya, murid-murid Pondok
Madani memenuhi aula untuk mendengarkan petuah dari Kiai Rais. Kiai Rais
memberi petuah agar murid-murid baru Pondok Madani membulatkan niatnya untuk
menunutut ilmu hanya untuk Allah semata.
Usai malam pertama Pekan
Perkenalan, Kak Iskandar membacakan qanun atau aturan tidak tetulis di Pondok
Madani. Kak Iskandar juga memberi daftar barang apa yang harus dibeli
murid-murid baru di Pondok Madani.
Saat Alif dan teman-temannya membeli
keperluan selama di Pondok Madani, suara lonceng berbunyi menanadakan semua
aktivitas harus berhenti dan mereka harus ada di masjid. Tapi Alif, Said, Baso,
Atang, Dulmajid, dan Raja masih menggotong lemari. Mereka telat 5 menit. Mereka
pun mendapat hukuman dari petugas keamanan di Pondok Madani. Petugas keamanan
di Pondok Madani menyuruh mereka menjadi jasus selama 24 jam. Jasus adalah
bahasa Arab yang artinya mata-mata. Masing-masing orang harus mengisi 2 kartu
kesalahan. Akibat hukuman dari para petugas keamanan di Pondok Madani Alif,
Atang, Baso, Dulmajid, Raja, dan Said mulai bersahabat. Karena sudah bersahabat
dan sering melakukan suatu hal dengan bersama-sama. Said pun menemukan tempat
yang enak untuk berkumpul tanpa ada gangguan, yaitu dibawah menara masjid.
Karena mereka sering sekali berkumpul dibawah menara, merekapun dijuluki
sebagai “ Sahibul Menara ” atau orang yang punya menara. Sore harinya, Alif
mendapat surat dari Randai sahabat lamanya dari Bukittinggi. Ia menceritakan
betapa senangnya bisa masuk SMA terbaik di Bukittinggi. Alif senang mendapat
surat dari Randai, tetapi ia juga iri karena dulu ia berencana masuk ke SMA
itu.
Setelah mendapat surat dari Randai, Alif tidak bersemangat mengikuti pelajaran di Pondok Madani. Namun, Ustad Salman menceritakan potongan mutiara dari berbagai biografi orang-orang sukses di dunia. Alifpun kembali bersemangat dan membulatkancita-citanya masuk Pondok Madani.
Setelah mendapat surat dari Randai, Alif tidak bersemangat mengikuti pelajaran di Pondok Madani. Namun, Ustad Salman menceritakan potongan mutiara dari berbagai biografi orang-orang sukses di dunia. Alifpun kembali bersemangat dan membulatkancita-citanya masuk Pondok Madani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar