Kamis, 02 Februari 2012

Sinopsis Novel 'Negeri 5 Menara'


                                               
Pengarang                   : A. Fuadi
Penerbit                       : PT. Gramedia Pustaka Utama
Bagian / sub judul       : 46 bagian
Halaman                      : 416 halaman
Tokoh utama               : Alif, Atang, Baso, Raja, Dulmajid
Latar tempat                : Padang, Pondok Madani, Amerika Serikat, London
Keterangan                  : Sinopsis 24 bagian, 212 halaman. 

Alif seorang wartawan dari Indonesia yang bekerja di Amerika Serikat mendapat pesan dari seseorang yang bernama Batutah. Batutah adalah sahabat lamanya yang bekerja sebagai sutradara di Kairo. Alif dan Batutah merenecanakan reuni para Sahibul Menara yang terdiri dari Alif, Atang, Baso, Raja, Said dan Dulmajid di London. Setelah berkirim pesan dengan Batutah, Alif teringat akan masa lalunya.
Saat lulus dari Madrasah Negeri, Alif mendapat nilai ujian sepuluh besar di Kabupaten Agam. Ia bercita-cita melanjutkan sekolahnya di SMA Bukittinggi. Tetapi Amak Alif menyuruh Alif masuk ke Madrasah Aliyah supaya Ia bisa menjadi pemimpin agama di kampungnya. Alif menolaknya. Ia mengurung diri di kamar selama 3 hari. Selama 3 hari itu, Ia mendapat surat dari Pak Etek Gindo yang menyarankan agar Alif masuk di Pondok Madani, Jawa Timur. Ia pun memutuskan kalau Ia akan melanjutkan sekolah di Jawa. Ayah dan Amak Alif pun menyetujui walaupun harus melepas Alif dengan berat hati.
Pendaftaran Pondok Madani akan ditutup 4 hari lagi, padahal untuk sampai di Pondok Madani Alif dan Ayahnya harus menempuh perjalanan selama 3 hari. Keesokan harinya, stelah berpamitan dengan Ibu dan kedua adiknya, Alif dan Ayahnya langsung mengawali perjalanan. Saat tiba di terminal, tidak jauh dari mereka ada sebuah tendabiru yang ternyata itu tempat pendaftaran Pondok Madani.
Setelah itu, Alif dan para calon siswa baru di Pondok Madani diajak bekeliling melihat-lihat pondok itu. Alif merasa yakin bahwa Ia akan tinggal di Pondok Madani. Tetapi untuk menjadi siswa di Pondok Madani Ia harus mengikuti ujian terlebih dahulu. Karena belum ada persiapan, Alifpun merasa khawatir kalau ia tidak lulus. Ia hanya mengandalkan belajar dua hari dan pelajaran saat di SD dan MTSN. Selang satu hari, papan pengumuman pun dikeluarkan. Ternyata Alif lulus. Sehari setelah pengumuman,  Ayahnya pulang ke Padang.
Hari pertama masuk kelas, Alif termotivasi dengan istilah “Man Jadda Wajada” yang artinya “ Siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil ”. Sehabis Isya, murid-murid Pondok Madani memenuhi aula untuk mendengarkan petuah dari Kiai Rais. Kiai Rais memberi petuah agar murid-murid baru Pondok Madani membulatkan niatnya untuk menunutut ilmu hanya untuk Allah semata.
Usai malam pertama Pekan Perkenalan, Kak Iskandar membacakan qanun atau aturan tidak tetulis di Pondok Madani. Kak Iskandar juga memberi daftar barang apa yang harus dibeli murid-murid baru di Pondok Madani.
Saat Alif dan teman-temannya membeli keperluan selama di Pondok Madani, suara lonceng berbunyi menanadakan semua aktivitas harus berhenti dan mereka harus ada di masjid. Tapi Alif, Said, Baso, Atang, Dulmajid, dan Raja masih menggotong lemari. Mereka telat 5 menit. Mereka pun mendapat hukuman dari petugas keamanan di Pondok Madani. Petugas keamanan di Pondok Madani menyuruh mereka menjadi jasus selama 24 jam. Jasus adalah bahasa Arab yang artinya mata-mata. Masing-masing orang harus mengisi 2 kartu kesalahan. Akibat hukuman dari para petugas keamanan di Pondok Madani Alif, Atang, Baso, Dulmajid, Raja, dan Said mulai bersahabat. Karena sudah bersahabat dan sering melakukan suatu hal dengan bersama-sama. Said pun menemukan tempat yang enak untuk berkumpul tanpa ada gangguan, yaitu dibawah menara masjid. Karena mereka sering sekali berkumpul dibawah menara, merekapun dijuluki sebagai “ Sahibul Menara ” atau orang yang punya menara. Sore harinya, Alif mendapat surat dari Randai sahabat lamanya dari Bukittinggi. Ia menceritakan betapa senangnya bisa masuk SMA terbaik di Bukittinggi. Alif senang mendapat surat dari Randai, tetapi ia juga iri karena dulu ia berencana masuk ke SMA itu.
Setelah mendapat surat dari Randai, Alif tidak bersemangat mengikuti pelajaran di Pondok Madani. Namun, Ustad Salman menceritakan potongan mutiara dari berbagai biografi orang-orang sukses di dunia. Alifpun kembali bersemangat dan membulatkancita-citanya masuk Pondok Madani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar