3 hari berlalu, Rera sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Selama 3 hari di rumah sakit, Rera dan Miko tidak pernah berkomunikasi. Rera tidak mau menghubungi Miko karena ia masih marah soal kejadian waktu itu. Miko juga sepertinya tidak merasa bersalah dengan Rera.
Keesokan harinya, Rera kembali berangkat sekolah. Biasanya Miko selalu menyambut kedatangan Rera dengan ceria saat Rera turun dari mobilnya. Namun pagi ini berbeda. Tidak ada tanda-tanda Miko. Dengan perasaan kecewa, Rera pun melangkah menuju kelas.
"Rera? kamu udah sembuh?" tanya Vero bersama teman-teman yang lain.
"Udah." Jawab Rera singkat sembari menaruh tas ungunya di kursi tempat ia duduk.
"Ra, aku duduk sebangku sama kamu ya?" pinta Vero sambil memindahkan tas ranselnya.
"Oke Ver. Eh, Miko mana ya?" tanya Rera.
"Tauk Ra. Tuh tanya aja sama Nadia." jawab Vero ketus. Rera pun menghampiri Nadia di bangkunya.
"Nad?" sapa Rera.
"Ra, aku minta maaf banget soal kejadian waktu itu ya?" ucap Nadia sambil memgang pundak Rera.
"Hih.. Lepas! Mana Miko?"
"Mungkin Miko lagi ngerjain tugas di kelas. Tadi dia bilang dia belum ngerjain tugas Fisika." jelas Nadia tersenyum.
"Oh gitu ya? thanks." kata Rera singkat. Nadia hanya menunduk.
"Ver, anter aku ke kelasnya Miko yuk?" ajak Rera pada Vero.
"Rera Rera.. buat apa kamu nemuin cowok kurangajar kayak Miko?" sindir Vero.
"Heh apa maksudmu? Kamu tu yang kurangajar!" hardik Nadia sambil mengacungkan jari telunjuknya ke muka Vero.
"Heh cewek ganjen! Emang kamu siapanya Miko? Ha? Rera yang pacarnya aja cuma diem kok." bentak Vero sambil menggebrak meja. Nadia lantas cuma bisa diam.
"Udah udah! Ver, maksudmu apa ngatain Miko kayak gitu?" lerai Rera.
"Ra, selama kamu di rumah sakit Miko dan Nadia selalu jalan berdua. Apa kayak gitu gak kurangajar?" jawab Vero jujur.
"Apa bener itu Nad?" tanya Rera pada Nadia.
"Emm.." Nadia belum menjawab.
"Udah deh Nad. Ngaku aja!" hardik Vero.
"Diem Ver! Nad, jawab Nad" bujuk Rera.
"Emm.. iya Vero bener Ra." jawab Nadia lirih. Mendengar pernyataan Nadia, Rera lantas berlari menuju kelas Miko sambil menangis. Di belakang, Vero berusaha mengejar Rera. Dan Nadia hanya bisa diam melihat semuanya terjadi sembari meratapi kesalahannya.
"Miko!" teriak Rera di depan pintu kelas Miko.
"Rera? kamu udah masuk sekolah? gimana kabar kamu sayang?" ujar Miko mencoba basa-basi.
"Diem Mik! Jelasin aku semuanya tentang hubungan kamu sama Nadia! Jelasin Mik!" perintah Rera sambil terus menangis.
"Aku gak ada hubungan apa-apa sama Nadia." jawab Miko berbohong.
"Bohong kamu! Aku udah tau semuanya dari Vero. Jelasin atau kita putus!!" hardik Rera.
"Iya iya aku kan jelasin. Aku memang punya hubungan khusus sama Nadia." jelas Miko berterus terang.
"Lalu bagaimana dengan hubungan kita Mik? kamu dengan mudah ngehancurin semuanya. Hubungan yang udah lama kita rajut berkhir sia-sia. Sekarang aku tanya kamu pilih aku atau Nadia?"
"Maaf Ra? aku gak bisa milih."
"Cepet jawab! Atau biar aku yang pergi."
"Jangan Ra. Aku sayang sama kamu."
"Omong kosong! ssemuanya omong kosong! Aaarrgghh.." Rera mencoba berlari. Tapi Miko menarik tangannya.
"Lepasin Mik! Mulai sekarang kita putus dan aku harap kamu gak ganggu kehidupanku lagi. Makasih buat kenangan-kenangan yang udah pernah kamu kasih ke aku. Slamat tinggal Mik."
"Reraaaaa.... Aku minta maaf. Tolong jangan putusin aku." pinta Miko pada Rera.
"Maaf mu gak akan cukup buat ngganti rasa sakitku Mik. Bye." Rera pun berjalan meninggalkan Miko sembari terus menangis. Rera berjalan menuju kamar mandi untuk melampiaskan semua rasa sakitnya.
"Kenapa begini? Kenapa harus berakhir seperti ini? Kenapa harus sahabatku sendiri yang menghianati aku? Kenapa? Kenapa?" Rera menagis sambil berteriak di dalam kamar mandi.
"Ra, cukup Ra. Ayo keluar." bujuk Vero sembari mengetuk pintu kamar mandi. Setengah jam kemudian, Rera pun mau keluar atas bujukan Vero. Seragam Rera basah kuyup dan mata Rera merah karena terlalu lama menangis. Vero pun mengantar Rera pulang ke rumahnya. Beberapa saat kemudian, Vero dan Rera sampai.
"Makasih ya Ver udah mau nganter aku pulang." ucap Rera sambil melepas helm ungu nya.
"Sama sama Ra. Kamu buruan masuk ke dalem, gih! Udah basah kuyup gitu ntar masuk angin gimana?" ujar Vero yang masih duduk di atas motornya.
"Iyadeh Ver. Kamu emang sahabat yang paling bisa ngerti aku. Makasih ya?"
"Cielah kamu bisa aja Ra. Mm.. kamu beneran mutusin Miko atau tadi itu cuma emosi sesaat aja?" tanya Vero.
"Mm.. enggak Ver. Aku beneran mau putus."
"Kamu yakin Ra? Nanti kan Nadia jadi makin mudah deket sama Miko. Gimana tu?"
"Udahlah Ver. Aku rasa ini keputusan yang paling baik buat hubunganku sama Miko. Yaudah deh jangan bahas ini lagi. Kamu balik ke sekolah lagi aja Ver?"
"Oke deh. Dadaaaa Rera.." pamit Vero.
"Daaa.." Rera pun segera masuk ke dalam rumahnya dan langsung mengeringkan tubuhnya dengan handuk kering.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar